Jelajahin.com, Jakarta – Halmahera Barat merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Maluku Utara (Malut). Kabupaten tersebut memiliki potensi sektor unggulan yang dapat menjadi sumber perekonomian yang penting bagi daerah, salah satunya adalah sektor pariwisata.
Bagi masyarakat Halmahera Barat, ritual makan adat atau Orom Sasadu juga dipercaya memiliki makna mendalam serta berpotensi sebagai destinasi wisata budaya di wilayah tersebut. lantas seperti apa keunikan dan makna yang terkandung dalam tradisi Orom Sasadu tersebut? dikutip dari berbagai sumber, berikut Jelajahin.com akan membagikannya untuk Anda.
Sarana pemersatu
Setiap tahunnya, Kabupaten Halmahera Barat terus berupaya untuk melestarikan dan mempopulerkan Orom Sasadu agar tidak hilang dimakan perkembangan zaman. Bagi masyarakat di sana, tradisi tersebut dipandang dan dipercaya sebagai salah satu sarana pemersatu masyarakat daerah setempat secara turun-temurun. Selain itu, tradisi Orom Sasadu juga dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur atas hasil alam atau merayakan panen raya yang melimpah di wilayah tersebut.
Tradisi Orom Sasadu dipandang dan dipercaya sebagai salah satu sarana pemersatu masyarakat daerah setempat secara turun-temurun.
Biasanya, prosesi ritual adat tersebut dimulai dari masa persiapan berupa dilaksanakannya pertemuan-pertemuan adat antara masyarakat, kepala desa serta perangkat adat untuk membahas waktu pelaksanaan tradisi ritual adat Orom Sasadu.
Pada pelaksanaan pembukaan acara, biasanya akan digantungkan kain putih berbentuk segi tiga mengelilingi sasadu (rumah adat) dan mengibarkan bendera induk. Setelah itu, dilakukan acara makan secara bersama-sama sebagai wujud ucupan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang ada.
Dalam acara makan tersebut akan disajikan lauk pauk dan sayur hasil panen masyarakat yang dimakan dengan nasi yang dikemas dengan daun pisang menyerupai lontong yang bernama nasi kembar.
Dinamakan nasi kembar karena dalam bentuknya seperti dua lontong yang berhimpit yang bermakna di bumi Halmahera Barat terdapat dua komunitas besar yaitu muslim dan nasrani yang tidak bisa dipisahkan dan sudah menjadi satu keluarga. Selain itu, nasi kembar juga melambangkan bentuk masyarakat yang saling gotong royong, tolong menolong dan selalu bersama dalam menyelesaikan masalah.
Setelah itu, dilakukan penurunan bendera induk (paji) di bumbungan rumah adat dan melepaskan kain putih yang berbentuk segi tiga dengan dilepaskannya kain putih berbentuk segi tiga yang digantung mengililingi sasadu, maka acara makan bersama di rumah adat atau Orom Sasadu dinyatakan berakhir.
Baca Juga: 5 Destinasi Pantai Berpasir Timbul Estetik
Oleh karena itu, tradisi Orom Sasadu mengajarkan kita akan nilai yang terkandung berupa nilai sosial, nilai moral, nilai kebersamaan atau gotong royong, hingga nilai religius.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Halmahera Barat pun berkomitmen untuk terus menerapkan sejumlah regulasi menjaga kelestarian adat istiadat setempat seperti mewajibkan masyarakat setempat berbahasa adat, bahasa Sahu. Selain itu, akan dikembangkan pula kurikulum untuk memasukkan kegiatan adat istiadat setempat dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.
Balas
View Comments