Mengenal Tradisi Iki Palek Papua

Foto: Dok.viva.co.id

Jelajahin.com, Jakarta – Selain keindahan alam, Indonesia memiliki keragaman budaya dan tradisi yang menjadi daya tarik tersendiri di setiap daerah, khususnya di Papua. Manjadi pulau terbesar di Indonesia, Papua juga memiliki beragam suku kurang lebih 466 dan salah satu suku terbesar yang ada disana adalah Suku Dani.

Iki Palek adalah tradisi Suku Dani memotong satu ruas jarinya sebagai bentuk kesetiaan terhadap orang terdekatnya yang meninggal. 

Suku Dani sendiri berada di wilayah lembah baliem, Kabupaten Jayawijaya. Di mana, suku tersebut biasanya hidup berkelompok dan tinggal di rumah-rumah yang disebuah honai. Bahkan, masyarakat Suku Dani juga masih memegang teguh adat dan tradisi dari nenek moyang. Salah satunya terkait tradisi kematian yang diberi nama Iki Palek.

Potong jari

Iki Palek adalah tradisi Suku Dani memotong satu ruas jarinya sebagai bentuk kesetiaan terhadap orang terdekatnya yang meninggal. Bagi orang-orang biasa, tentu tradisi potong jari ini terlihat mengerikan dan tidak umum untuk dilakukan.

Akan tetapi, bagi masyarakat Suku Dani tradisi Iki Palek memiliki makna yang sangat mendalam. Di mana, tradisi potong jari dilakukan untuk mengungkapkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.

Dikutip dari berbagai sumber, menangis saja tidaklah cukup untuk menggambarkan kesedihan yang dirasakan oleh masyarakat Suku Dani. Oleh karena itu, rasa sakit dari memotong jari dianggap mewakili hati dan jiwa yang sengsara karena kehilangan anggota keluarga.

Sebelum upacara potong jari dimulai, biasanya jari akan dililit dengan benang dan mereka akan membaca mantra sampai jari mereka mati rasa. Setelah mati rasa, jari dipotong untuk mengurangi darah yang keluar.

Proses pemotongan jari dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dilakukan dengan cara menggigit jari mereka hingga putus dan menggunakan pisau maupun kapak. Setelah tradisi selesai, luka akan diikat dengan daun dan akan mengalami proses penyembuhan natural yang diperkirakan sekitar sebulan. Jika orang tua meninggal, mereka akan memotong dua ruas jari. Sedangkan untuk sanak saudara hanya satu ruas jari saja yang akan dipotong.

Kebanyakan tradisi potong jari di suku dani hanya dilakukan oleh wanita. Namun beberapa laki-laki juga melakukannya untuk menunjukkan kesedihan yang mendalam, karena laki-laki Suku Dani umumnya tidak memotong jari mereka, tapi memotong kulit telinga mereka untuk menunjukkan kesedihan ketika kehilangan salah satu anggota keluarga mereka.

Makna mendalam

Meskipun sekilas terlihat sangat mengerikan, namun tradisi Iki Palek menyimpan makna yang mendalam bagi masyarakat Suku Dani. Bagi mereka, jari merupakan simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah dan satu asal.

Dalam bahasa Papua, itu disebut dengan Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik. Jika digabungkan, bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan. Masing-masing jari bekerja sama, sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna. Maka, kehilangan satu anggota keluarga akan terasa tidak akan lengkap lagi. Begitu pula jika kehilangan satu ruas jari karena tangan tidak akan berfungsi secara optimal lagi. Itulah makna mendalam dari tradisi potong jari.

Baca Juga: Menyantap Kelezatan dan Makna dari Papeda

Tradisi potong jari tersebut sudah diwariskan turun temurun dan hingga saat ini masih dilakukan. Meskipun pemerintah Papua dan Jayawijaya telah melarang untuk melakukan tradisi tersebut, namun sebagian penduduk Suku Dani tetap melakukannya sebagai cara mengenang leluhur dan menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam.

Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.