Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan budaya yang sangat banyak, dengan kekhasan tradisi yang berbeda satu sama lain. Bahkan, ketika keanekaragaman dan kekayaan itu menyatu menjadi satu bangsa, maka akan muncul sebuah keindahan.
Kali ini, Anda akan kami ajak untuk lebih mengenal salah satu tradisi yang ada di Keraton Kanoman Cirebon yaitu Upacara Panjang Jimat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pelal Panjang Jimat.
Pelal Panjang Jimat
Dikutip dari pelbagai sumber, Pelal Panjang Jimat sendiri merupakan tradisi puncak Keraton Kanoman Cirebon yang sudah dilakukan secara turun-temurun untuk memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain diikuti keluarga besar Keraton Kanoman dan tamu undangan, tradisi Pelal Panjang Jimat ini juga dihadiri masyarakat umum yang datang dari berbagai daerah untuk melihat langsung prosesi sakral tersebut.
Untuk istilah Panjang Jimat sendiri berasal dari kata panjang yaitu piring pusaka berbentuk bundar besar pemberian seorang petapa suci bernama Sanghyang Bango dari Gunung Singkup. Sedangkan kata jimat memiliki arti barang siji sing di rumat maksudnya adalah satu barang yang dipegang erat. Selain itu, istilah jimat juga sebutan untuk nasi dalam proses saat menjadi gabah dikupas satu per satu biji besarnya. Untuk rangkaian seluruh kegiatan biasanya dilaksanakan mulai 1 Safar sampai pada malam puncak yaitu 12 Rabiul Awal.
Kirab
Pada malam acara puncak, biasanya berlangsung dari pukul 20.30 WIB hingga tengah malam. Tradisi Pelal Panjang Jimat diawali pembacaan doa dan tawasul dan dilanjutkan dengan Ngawedar lan Ngawejang Babad Panjang Jimat (Muludan) Kesultanan Kanoman Cirebon. Dimana prosesi tersebut adalah pemaparan sejarah keraton, nasab, trah raja-raja, dan rangkaian tradisi panjang jimat.
Setelah itu, dilakukan prosesi sembah sakti dan melaksanakan iring-iringan atau kirab nasi jimat yang diletakkan di atas piring panjang dan benda pusaka dari keraton menuju ke Mesjid Agung Kanoman. Selama prosesi iring-iringan tersebut, selawat pun terus dikumandangkan oleh peserta kirab. Setelah sampai di tempat akhir yaitu Mesjid Agung Kanoman, para peserta kirab pria dan wanita akan menghantarkan berbagai barang bawaan menuju masjid tersebut dan dilanjutkan dengan prosesi pembacaan Al-Barzanji yang dipimpin oleh Penghulu Kesultanan Kanoman hingga dini hari.
Bagi Jalan Mania yang menyukai dan ingin melihat langsung tradisi tersebut bisa datang ke Keraton Kanoman Cirebon saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan disarankan memakai pakaian yang sopan agar kesakralan acara dapat terus terjaga. Menariknya, pengunjung juga akan dibuai oleh lantunan Gamelan Sekaten (Gong Sekati) saat upacara berlangsung.
Balas
View Comments