Menyusuri Jejak Peradaban Maju Masa Silam

Gunung Padang memiliki situs berbentuk punden berundak, merupakan peninggalan masa prasejarah, tepatnya zaman megalitikum atau batu besar yang sangat unik.

Foto: Dok.wikipedia

Jelajahin.com, Cianjur – Seorang peneliti dari Belanda, N.J Krom menemukan keberadaan situs tak bernama pada 1914. Ia menuliskan laporannya dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst tanpa menyebut situs Gunung Padang, melainkan lokasinya berdekatan dengan Gunung Melati.

Situs tersebut tertutup ilalang sehingga tersembunyi dari pandangan, berada di perbatasan Dusun Gunung Padang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Jarak tempuh dari kota Cianjur menuju Situs Gunung Padang mencapai 30,8 kilometer. Melalui Jalan Nanggeleng–Cirahayu dan Jalan Cianjur–Gunung Padang.

Gunung Padang memiliki situs berbentuk punden berundak, merupakan peninggalan masa prasejarah, tepatnya zaman megalitikum atau batu besar.

Banyak penelitian sekaligus pengujian terhadap batuan yang terdapat di sana. Peta Budaya Belajar Kemdikbud menyebutkan, Gunung Padang memiliki situs berbentuk punden berundak, merupakan peninggalan masa prasejarah, tepatnya zaman megalitikum atau batu besar.

Keunikannya menjadi banyak perbincangan serta kontroversi yang menarik perhatian, mengenai jejak peradaban yang pernah hidup ribuan tahun silam.

Punden Berundak Lima

Punden berundak di gunung padang adalah bukti kebudayaan zaman prasejarah sekitar 2.000 – 3.000 tahun lalu. Terbuat dari batu alam atau batu kekar kolom (coloumnar joint), yang sengaja disusun manusia (susunan binaan) berbentuk undakan. Terdiri dari lima undakan berupa susunan bebatuan besar, dengan sebutan teras pertama ada di utara hingga teras kelima di selatan. Bentuk teras memanjang dari bagian bawah, lalu berundak sampai puncak perbukitan curam.

Teras pertama merupakan area paling luas, dengan batuan terbanyak. Terdapat batu gamelan di barat dan batu kecapi sebelah timur. Keduanya berbentuk memanjang dengan posisi horizontal, yang akan mengeluarkan suara dentingan bila dipukul.

Teras kedua jumlah batunya berkurang sedikit dari teras pertama. Ada tumpukan batu bernama “pusat dunia” di bawah pohon besar. Diyakini pancaran energinya lebih tinggi dibanding tempat lain. Pemandangan terasa berbeda dengan suguhan bentangan alam yang menghijau, serta gagahnya Gunung Gede dan Gunung Pangrango di kejauhan.

Pada teras ketiga, terdapat sebuah batu dengan ujungnya membentuk jejak menyerupai cengkeraman harimau. Cengkeramannya berupa cekungan berjumlah 9 jejak, bernama batu kapak maung (manusia unggul). Selain itu, ada batu karang kijang yang merupakan senjata peradaban orang sunda.

Di teras keempat, batunya paling sedikit. Terdapat batu kanuragaan (kepada yang lahir batinnya, akan memahami keilmuan), disebut juga batu pengujian.

Menanjak ke teras kelima, terdapat batu besar bernama batu lingga. Masyarakat pun percaya bahwa tempat ini menjadi petilasan Raja Siliwangi.

Misteri yang Belum terpecahkan

Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya struktur batu besar yang tersusun teratur di bawah permukaan tanah, menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan piramida tertua di dunia. Namun, temuan ini masih dalam penelitian yang memerlukan verifikasi lebih lanjut.

Berdasarkan penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, adanya temuan bangunan dengan perkiraan dibangun manusia pada ribuan tahun sebelum masehi. Ribuan batu berbentuk limas tersusun rapi, memagari lapisan teras dan tertata di setiap pelataran, mengindikasikan kalau sengaja disusun manusia.

Menurut Tim, batuan yang ditemukan jenis coloumnar joint, merupakan batuan alami yang keluar dari perut bumi. Secara alami, posisinya vertikal, tetapi yang ditemukan horizontal. Sehingga dapat disimpulkan adanya campur tangan manusia yang melakukannya.

Tim juga menyimpulkan bahwa masyarakat purba kala itu telah mampu membuat bangunan berukuran sangat besar. Artinya, telah ada ilmu pengetahuan dan teknologi pemilahan, penyusunan, serta penguatan bangunan. Selain itu, masyarakatnya telah mengenal manajemen yang efektif, adanya pasokan makan dan minum banyak, serta pengetahuan musim dan benda langit yang baik.

Baca Juga: Daya Tarik dan Legenda Telaga Warna

Minimnya jejak peninggalan kehidupan di masa silam, membuat penelitian terus berlangsung hingga kini. Kiranya, banyak misteri tersembunyi dan harus teruji kebenarannya secara menyeluruh.

Meski masih misteri tentang usia serta pembentukan bangunan di Gunung Padang. Akan tetapi, keajaiban yang terkandung di dalamnya, merupakan kekayaan Indonesia yang harus terus terjaga dan terawat dengan baik.

Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.