Menyantap Kelezatan Semangkuk Tinutuan

Tinutuan sudah menjadi bagian penting dalam budaya Manado dan sering disajikan dalam berbagai acara. Mulai dari acara keluarga, pernikahan, hingga acara adat.

Foto: Istimewa

Jelajahin.com, Jakarta – Tidak hanya memiliki keindahan alam dan budaya yang cukup beragam, Manado juga terkenal dengan kulinernya yang nikmat dan lezat. Kali ini, Jelajahin.com akan mengajak Anda mencicipi salah satu hidangan khas dari Sulawesi Utara (Sulut) yang sudah banyak dikenal orang banyak yaitu Tinutuan atau Bubur Manado.

Dikutip dari berbagai sumber, Tinutuan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pada masa itu, kebijakan monopoli dan tanam paksa mengakibatkan perekonomian masyarakat jatuh, banyaknya peperangan menyebabkan orang tidak berani keluar rumah untuk membeli makanan atau mengambil bahan pangan di ladang.

Karena buruknya kondisi ekonomi yang buruk pada saat itu, masyarakat Manado memanfaatkan apa yang ada di sekitar lingkungan dimana mereka tinggal seperti sayur-sayuran yang kemudian dicampur dengan nasi putih. Setelah itu, semua bahan dimasak untuk dijadikan Bubur Manado.  Seiring berjalannya waktu, ternyata banyak orang yang menyukai hidangan tersebut. Sehingga, sekitar tahun 1970, bubur Manado banyak dijumpai di sejumlah sudut Kota Manado.

Tinutuan sudah menjadi bagian penting dalam budaya Manado dan sering disajikan dalam berbagai acara. Mulai dari acara keluarga, pernikahan, hingga acara adat. 

Saat ini, Tinutuan sudah menjadi bagian penting dalam budaya Manado dan sering disajikan dalam berbagai acara. Mulai dari acara keluarga, pernikahan, hingga acara adat. Bahkan, Hidangan tersebut menjadi salah satu sebutan Provinsi Sulut yaitu Kota Tinutuan dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan kelezatan rasa khas Manado.

Nikmat dan bergizi

Tidak hanya mengandalkan beras sebagai bahan dasar, Tinutuan juga terdapat banyak bahan sayur-sayuran dan protein dari ikan yang baik bagi tubuh. Untuk sayur sendiri, biasanya bubur tersebut memakai bahan seperti kangkung, kacang panjang, bayam, daun kemangi, ubi merah, jagung, labu kuning, dan daun gedi. Penggunaan daun gedi biasanya jika dimasak akan mengeluarkan lendir dan membuat bubur jadi kental alami.

Selain itu, Tinutuan juga biasanya dinikmati dengan lauk pendamping seperti ikan tongkol, ikan tuna asap, ikan cakalang fufu maupun ikan asin. Untuk melengkapinya, Anda dapat menambahkan bawang goreng dan sambal bakasang (sambal khas Manado). Bubur tersebut dapat disajikan dengan tahu goreng, perkedel jagung, dan aneka gorangan lainnya. Umumnya, masyarakat Manado menikmati hidangan ini saat masih hangat sebelum memulai aktivitas bekerja pada pagi hari.

Terkait rasa, Tinutuan memiliki rasa gurih dari rempah serta rasa segar dari campuran sayuran dengan ikan. Namun, masyarakat Manado sering kali menyantap hidangan ini menggunakan sambal bakasang, sehingga memiliki rasa pedas yang lebih dominan.

Meskipun sekilas tampilan hidangan tersebut kurang menggugah selera, namun ketika mulai menyantap hidangan tersebut akan membuai Anda dengan cita rasa nikmat dan lezat yang ada di dalamnya.

Baca Juga: Mencicipi Sup Jagung Ala Gorontalo

Menariknya, Tinutuan bukan hanya sekadar sebagai makanan sehari-hari masyarakat Manado, akan tetapi juga simbol budaya dan tradisi lokal yang masih terus dipertahankan hingga kini. Di sisi lain, kuliner ini juga menjadi simbol keberagaman yang dibuktikan dengan berbagai macam bahan namun dapat bersatu untuk menciptakan cita rasa yang mengagumkan.

Ikuti juga info budaya dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.