Menilik Sejarah Pempek Palembang

Pempek atau banyak yang menyebutnya sebagai empek-empek merupakan hidangan khas Sumsel bercita rasa ikan yang disajikan dengan kuah berwarna hitam bernama cuko.

Foto: Dok.wikipedia

Jelajahin.com, Jakarta – Mendengar kata Palembang, tentu saja kebanyakan orang langsung mengingat makanan khas nya yaitu Pempek Palembang. Pempek atau banyak yang menyebutnya sebagai empek-empek merupakan hidangan khas Sumatera Selatan (Sumsel) bercita rasa ikan yang disajikan dengan kuah berwarna hitam bernama cuko. Memiliki rasa manis, asam, dan sedikit pedas, cita rasa cuko inilah yang membuat banyak orang menyukai sajian tersebut.

Pempek sendiri dibuat dari daging ikan yang digiling lembut, lalu dicampur kanji atau tepung sagu, dan ditambahkan dengan bahan lain seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa, asam jawa, dan garam.

Untuk Pempek sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu Pempek Kelasan atau Lenjer, Pempek Kapal Selam, Pempek Tahu, Pempek Lenggang, Pempek Adaan, Pempek Tunu, Pempek Pistel, dan masih banyak lagi. Namun, apakah Anda tahu asal usul dari hidangan tersebut? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasan lengkapnya.

Sejarah

Berdasarkan buku Pempek Palembang Makanan Tradisional dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, Pempek pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Sriwijaya atau sekitar abad 7 Masehi. Di mana hal tersebut dibuktikan dengan adanya temuan Prasasti Talang Tuo yang menyatakan bahwa tanaman sagu sudah ada sejak abad ke-7.

Lalu, sejarah lain juga menyebutkan bahwa Pempek dikenal di Palembang seiring masuknya perantau Tionghoa di kota tersebut. Tepatnya, pada sekitar abad ke-16 pada masa Sultan Badaruddin II dari kerajaan Palembang Darussalam yang menyebut hidangan disebut dengan nama kelesan.

Nama kelesan berubah menjadi Pempek berasal dari nama panggilan oleh pembeli kepada si penjual kelesan yang dipanggil dengan ‘empek’ atau ‘apek’ yang dalam bahasa China berarti “paman”.

Kelesan ialah sajian dalam acara adat di dalam Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu. Diberi nama kelesan, karena makanan tersebut diolah atau dibentuk dengan cara dikeles (ditekan) hingga dapat disimpan lebih lama.

Nama kelesan berubah menjadi Pempek berasal dari nama panggilan oleh pembeli kepada si penjual kelesan yang dipanggil dengan ‘empek’ atau ‘apek’ yang dalam bahasa China berarti “paman”. Para pembeli memanggil penjual kelesan tersebut dengan memanggil ‘Pek, empek’ yang akhirnya dikenal sebagai Pempek dan bertahan hingga sekarang.

Pada zaman dahulu, hidangan Pempek dibuat menggunakan ikan belida. Akan tetapi, karena ikan tersebut semakin langka dan mahal, para penjual Pempek pun mulai mengganti dengan berbagai jenis ikan yang lebih terjangkau.

Pada tahun 1880-an, para penjual Pempek biasa memikul satu keranjang penuh sambil berjalan kaki berkeliling menjajakan dagangannya. Saat ini, Pempek didagangkan oleh pedagang kaki lima maupun restoran dan dapat ditemukan dengan mudah di beberapa daerah.

Baca Juga: Mencicipi Kelezatan Yoghurt Khas Minang

Bagi beberapa masyarakat, cara menyantap hidangan Pempek yang benar adalah dengan mengunakan mangkuk kecil sebagai tempat cukonya lalu Pempek dicocolkan. Untuk menambah sensasi rasa, cuko dapat di seruput agar rasa bertambah nikmat. Sebagai pelengkap hidangan Pempek, Anda dapat menambahkan mentimun segar yang diiris dadu, mie kuning, dan tak jarang ada tambahan cabai bubuk untuk pecinta kuliner yang menyukai rasa ekstra pedas.

Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.