Jelajahin.com, Jakarta – Berada di ujung Pulau Sumatera bagian Selatan, Lampung dikenal memiliki kekayaan alam, kuliner, dan potensi wisata yang berlimpah. Selain itu, provinsi yang memiliki julukan Sai Bumi Ruwa Jurai (Satu Bumi Dua Jiwa) tersebut juga dihuni oleh penduduk asli setempat dan pendatang. Maka, tak heran jika Lampung memiliki berbagai tradisi dan budaya yang beranekaragam.
Lantas, tradisi apa saja yang ada di provinsi tersebut dan apa saja keunikannya? Berikut Jelajahin.com akan membagikannya untuk Anda.
Ngumbai Lawok
Ngumbai Lawok sendiri berasal dari dua kata yaitu ngumbai (mencuci) dan lawok (laut). Akan tetapi, tradisi Ngumbai Lawok juga dapat diartikan sebagai ruwat laut atau upacara sedekah laut. Di mana, masyarakat pesisir mengungkapkan wujud syukurnya kepada yang maha kuasa dan sarana menjauhkan marabahaya bagi para nelayan lewat doa bersama. Tidak hanya itu saja, tradisi tersebut juga menjadi ajang silaturahmi sesama warga pesisir untuk mempererat tali persaudaraan.
Umumnya, tradisi tersebut dilakukan dengan memanjatkan doa-doa dan pemberian sesajen yang dilarungkan di laut. Sesajen yang dilarungkan di lautan Lampung berupa makanan, uang, bunga-bunga, dan puncaknya berupa kepala seekor kerbau yang telah di sembelih sesuai dengan aturan agama.
tradisi Ngumbai Lawok tidak hanya memiliki nilai religi, namun juga menjadi magnet tersendiri untuk menarik wisatawan melihat prosesi tersebut.
Pelaksanaan Ngumbai Lawok biasanya berlangsung di sepanjang pantai Timur hingga kawasan pesisir Barat Lampung. Selain itu, masyarakat pesisir biasanya melaksanakan tradisi tersebut setiap bulan Desember dan sudah termasuk dalam kalender tahunan mereka. Sehingga, tradisi Ngumbai Lawok tidak hanya memiliki nilai religi, namun juga menjadi magnet tersendiri untuk menarik wisatawan melihat prosesi tersebut.
Tayuhan
Tayuhan atau nayuh merupakan acara adat yang dilaksanakan pada saat acara pernikahan, khitanan, pesta panen, maupun saat mendirikan rumah. Biasanya, tradisi tersebut diawali dengan melakukan rapat keluarga atau rapat adat yang dinamakan himpun. Dalam rapat tersebut akan membahas tentang rencana pelaksanaan Tayuhan, mulai dari tanggal, waktu, hingga lokasi pelaksanaan.

Pada hari pelaksanaannya, keluarga besar akan berkumpul di rumah keluarga yang mengadakan Tayuhan sambil membawa berbagai peralatan dan bahan-bahan, seperti tandang bulung, kecambai, nyekhelai siwok (membuat ketan), begulai (membuat sayur), nyani buwak (membuat kue), hingga khambak bebukha.
Setelah seluruh peralatan dan bahan-bahan sudah siap, tradisi Tayuhan pun dimulai. Acara Tayuhan akan diawali dengan pembacaan doa dan persembahan kepada para leluhur. Setelah itu, dilanjutkan dengan makan bersama dan hiburan. Maka, tak salah jika tradisi Tayuhan mengandung nilai gotong royong dan kebersamaan antar keluarga yang terus dijaga hingga sekarang.
Belangiran
Belangiran adalah upacara adat Lampung yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadan. Upacara tersebut bertujuan untuk menyucikan diri dan sebagai sarana mempererat tali silaturahmi antar sesama warga. Sehingga diharapkan mendapat keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa dengan lancar dan khusyuk.

Dalam pelaksanaannya, Belangiran biasanya dilakukan dengan cara mandi bersama di sungai. Namun, mandi yang dilakukan bukanlah mandi biasa, melainkan mandi yang disyaratkan dengan beberapa peralatan ritual, seperti air langir, bunga tujuh rupa, setanggi, dan daun pandan.
Baca Juga: Jelajah Pulau Kecil di Teluk Kiluan
Bagi masyarakat Lampung, ritual mandi bersama tersebut dipercaya dapat membersihkan diri dari segala dosa dan kotoran, sehingga umat muslim dapat menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan suci.
Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.
Balas
View Comments