Jelajahin.com, Jakarta – Tak dapat dipungkiri, Indonesia memiliki kekayaan kuliner tradisional yang beragam dan kaya akan makna. Terlebih, Setiap daerah di Indonesia menyuguhkan keunikan tersendiri melalui olahan makanan pokok yang dikenal masyarakat luas. Salah satunya adalah kuliner khas dari Kalimantan Utara (Kaltara) yang memiliki daya tarik dan rasa yang menggoda yaitu Nasi Subut.
Hidangan Nasi Subut dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan kemakmuran masyarakat setempat.
Tidak ada yang dapat memastikan kapan awal mula Nasi Subut ini muncul, namun beberapa masyarakat setempat mengatakan makanan ini telah ada sejak jaman nenek moyang dan sering disajikan dalam berbagai acara adat maupun perayaan keluarga. Selain itu, hidangan Nasi Subut juga dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan kemakmuran masyarakat setempat.
Nasi ungu
Nasi Subut merupakan makanan khas masyarakat Tana Tidung. Uniknya, sajian tersebut tidak berwarna putih atau merah seperti nasi pada umumnya, namun Nasi Subut memiliki warna ungu. Warna unik tersebut berasal dari campuran beras, ubi jalar ungu, dan jagung. Di mana, dari campuran ketiga bahan tersebut menciptakan warna ungu yang cantik dengan sedikit sentuhan warna kuning dan oranye dari jagung.
Tidak hanya terlihat menawan, Nasi Subut juga dipercaya lebih kaya rasa dan memiliki kandungan gizi. Dalam ubi jalar kaya akan kandungan vitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan vitamin B yang bisa membantu menguatkan fungsi otak. Selain itu, ubi jalar juga mempunyai kandungan karbohidrat kompleks, kaya serat, serta rendah kalori, yang bisa membantu mengontrol gula darah.
Selain itu, pada jagung mengandung karbohidrat yang kaya kandungan serat dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh. Jagung pun masuk dalam kategori indeks glikemik rendah yang artinya jagung tidak menaikkan kadar gula darah dengan cepat, sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Cara pembuatannya terbilang mudah dan tanpa keterampilan khusus, beras dimasak seperti biasa hingga menjadi nasi. Ubi ungu dipotong dadu kecil, kemudian dikukus atau direbus. Demikian pula dengan jagung, yang perlu ditambahkan sedikit garam sebelum direbus agar gurih.
Dua sejoli
Bagi masyarakat Tana Tidung, Nasi Subut dengan Sate Ikan Pari merupakan dua sejoli yang tidak terpisahkan. Terlebih, jika kedua hidangan tersebut akan lebih nikmat bila disantap saat hangat dengan Sate Ikan Pari sebagai pendampingnya. Masyarakat Tana Tidung biasanya mudah mendapatkan ikan pari dari Sungai Sesayap lalu membuatnya menjadi sate.
Sebelumnya, daging pari akan dilumuri jeruk nipis agar tidak berbau amis. Lalu, daging tersebut dibumbui dengan campuran bawang putih, bawang merah, kunyit, dan merica. Adapun bumbu olesnya berupa campuran kecap dan madu memberi rasa manis pada satai ikan pari. Setelah semua bahan lengkap, barulah daging pari dibakar dengan cara di sate.
Baca Juga: Jojorong, Kudapan Manis Khas Pandeglang
Tidak hanya itu saja, hidangan pendamping tersebut akan terasa lengkap jika dihidangkan dengan saus yang terbuat dari bawang merah, gula, garam dan tomat. Perpaduan rasa manis manis dari Nasi Subut dan gurih dari Sate Ikan Pari membuat sajian tersebut menjadi kian istimewa bagi siapa saja yang mencicipinya.
Selain menjadi kekayaan kuliner masyarakat Tana Tidung, Nasi Subut juga kental akan pengaruh budaya lokal dan tradisi yang kuat. Bahan-bahan yang digunakan dan cara penyajiannya pun menunjukkan kearifan lokal dan tradisi yang di jaga turun-temurun.
Ikuti juga info budaya dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.
Balas
View Comments