Peningkatan pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya mengungkapkan, perputaran ekonomi di sektor tersebut diperkirakan mencapai Rp 369,8 triliun.
“Perhitungan ini berdasarkan jumlah perkiraan pergerakan masyarakat yang didata oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta persentase masyarakat yang berwisata dan rata-rata pengeluaran wisatawan berdasarkan hasil survei Kemenparekraf,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Jelajahi.com pada Jumat (19/04).
Ia menambahkan, berdasarkan survei yang dilakukan Kemenparekraf, didapatkan data-data terkait preferensi aktivitas wisatawan nusantara di momen libur lebaran 2024. Survei dilakukan terhadap 1.756 responden, dengan hasil survei per 14 April 2024 yang menunjukkan bahwa preferensi daya tarik wisata terbesar masyarakat yakni pantai/danau sebesar 56,1 persen.
Selanjutnya adalah pusat kuliner (50,8 persen), pegunungan/ agrowisata (41,9 persen), taman rekreasi/kebun binatang (29,9 persen), dan pusat perbelanjaan (26,6 persen).
Sementara untuk durasi berwisata meliputi satu hari atau one day trip (49,5 persen) dan dua sampai empat hari (36,2 persen). Adapun preferensi akomodasi, menggunakan hotel berbintang (34,5 persen) dan akomodasi keluarga (26,9 persen).
Kemudian destinasi wisata favorit saat mudik lebaran 2024 diantaranya yaitu Malioboro, Ciwidey, Pangandaran, Parangtritis, Puncak Bogor, Ragunan, Lembang, Borobudur, dan Bromo.
“Memang secara statistik pergerakan wisnus terbesar di (pulau) Jawa karena jumlahnya (penduduk) besar, pembangunan infrastruktur juga baik sehingga memberikan kemudahan bagi pelaku wisatawan nusantara di momen mudik dan libur lebaran ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Nia menyampaikan bahwa rata-rata pengeluaran berwisata per orang diperkirakan sebesar Rp 2,73 juta, dengan pengeluaran paling besar digunakan untuk akomodasi, dan secara berturut-turut diikuti oleh transportasi, makan dan minum, serta oleh-oleh.
“Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), Kemenhub, dan pemerintah daerah (pemda) terkait realisasi perputaran ekonomi di sektor parekraf selama periode mudik lebaran 2024,” imbuhnya.
Meski memberikan dampak, Kemenparekraf mencatat beberapa hal saat terjadi lonjakan pengunjung di destinasi saat momen libur lebaran 2024. Berdasarkan pemantauan Kemenparekraf melalui sisparnas.kemenparekraf.go.id dan berbagai sumber, hal-hal tersebut mulai dari kemacetan di berbagai titik, kejadian bencana alam dan non-alam, timbulan sampah yang membludak, serta laporan masih adanya pungutan liar di beberapa destinasi wisata.
“Penyediaan kantung parkir perlu menjadi perhatian para stakeholder di setiap destinasi. Kemenparekraf juga merekomendasikan pemda untuk mengomunikasikan komitmen pemerintah dalam menjaga kondusivitas di kawasan wisata dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan praktik pungli secara aktif di destinasi wisata,” pungkas Nia.
Balas
View Comments