Buka Sabtu-Minggu, Gedung Pakuan Jadi Destinasi Wisata Edukasi Sejarah

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) membuka Gedung Pakuan untuk masyarakat umum setiap Sabtu dan Minggu. Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan bahwa Gedung Pakuan memiliki nilai edukasi sejarah tinggi yang belum banyak diketahui oleh warga.

“Kami ingin supaya masyarakat tahu bahwa itu gedung bersejarah. Kurang lebih seperti Gedung Sate. Jadi wisata edukasi sejarah,” ungkapnya di Gedung Sate, Kota Bandung, dikutip dari laman jabarprov.go.id pada Sabtu (04/05).

Reservasi tiket Gedung Pakuan untuk umum dapat dilakukan melalui Sapawarga. Masyarakat tinggal men-download Sapawarga. Setelah itu, pilih menu Reservasi Kunjungan Gedung Pakuan di Sapawarga. Isi Form Pemesanan reservasi kunjungan. Kemudian, masyarakat akan mendapat undangan melalui Whatsapp, dan bisa berkunjung ke Gedung Pakuan sesuai jadwal dan sesi undangan.

Reservasi tiket Gedung Pakuan berlangsung pada Rabu-Jumat. Masyarakat dapat memesan tiket H-3 kunjungan, dan maksimal memesan 5 tiket/akun. Kuota kunjungan per sesi sebanyak 80 tiket. Ada dua sesi kunjungan Gedung Pakuan yakni sesi pagi pukul 09.00-11.00 WIB dan sesi siang pukul 13.00-15.00 WIB.

Lebih lanjut, Bey memastikan bahwa masyarakat tidak dipungut biaya apapun, dan di lokasi disediakan air minum gratis.

“Tidak dipungut biaya kecuali beli minuman di sana ya bayar kalau ada yang jual. Tapi kalau air putih disediakan gratis,” tambahnya.

Tidak hanya itu saja, ia pun meminta masyarakat untuk tertib dan mengikuti arahan pemandu selama berkunjung ke Gedung Pakuan. Terlebih, nanti di Gedung Pakuan juga terdapat tour guide.

Sebagai informasi, Gedung Pakuan dibangun di era kolonial tahun 1867 pada masa Gubernur Jenderal Ch. F. Pahud. Dimana Gedung yang digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jabar ini berlokasi di Jl Cicendo Nomor 1 Babakan Ciamis Kecamatan Sumur Bandung.

Gedung Pakuan memiliki langgam arsitektur Indische Empire Stiil yang anggun monumental serta sangat digemari oleh Jenderal Herman Willem Daendels. Bangunan tersebut dirancang oleh Insinyur Kepala dari Departement van Burgerlijke Openbare Werken (B.O.W) atau DPU sekarang, yang menjadi staff dari Residen Van der Moore, Insinyur itu pula yang merancang bangunan Sakola Raja yang saat ini menjadi Kantor Polwiltabes Bandung pada tahun 1886.

Selain itu, Gedung Pakuan juga pernah dijadikan tempat beristirahat tokoh-tokoh penting dunia sebagai delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955.