Surga Ubur-Ubur di Danau Purba

Tidak hanya menampilkan keindahan alam, Danau Kakaban juga menawarkan sensasi berenang ditemani ribuan ubur-ubur yang cantik dan menawan.

Foto: Dok.jadesta.kemenparekraf.go.id

Jelajahin.com, Jakarta – Kepulauan Derawan adalah sebuah kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Sedikitnya ada empat pulau yang terkenal di kepulauan yang salah satunya terdapat PulauKakaban. Selain memiliki keindahan laut yang menawan, Pulau Kakaban juga memiliki destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi yaitu Danau Kakaban.

Danau purba

Meskipun mirip dengan umumnya danau di Indonesia, namun Danau Kakaban termasuk dalam kategori danau purba. Berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI oleh Dr Anugerah Nontji menyatakan bahwa Danau Kakaban terbentuk dari terjadinya pengangkatan atol (pulau karang yang berbentuk cincin) setinggi 40-60 meter sekitar 1-2 juta tahun yang lalu, hingga membentuk sebuah danau.

Foto Dok gotravellycom

Kemudian danau tersebut bercampur air laut dan air tanah ditambah dengan air hujan yang menghasilkan air payau. Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama tersebut juga berdampak pada adaptasi fauna laut yang ada di dalam danau itu. Salah satunya adalah Ubur-ubur. Karena terperangkap di danau tersebut, ubur-ubur di area tersebut tidak bisa kembali ke laut dan akhirnya berevolusi dan beradaptasi untuk hidup di air payau.

Surga ubur-ubur

Berlokasi di Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Danau Kakaban memiliki panjang sekitar 2,6 km, lebar 1,5 km, luas sekitar 390 hektar, dan kedalaman maksimum berkisar 25 meter. Daya tarik utama danau tersebut adalah keberadaan ubur-ubur yang melimpah, sehingga dapat dikatakan danau tersebut merupakan surga bagi ubur-ubur.

Daya tarik utama danau tersebut adalah keberadaan ubur-ubur yang melimpah, sehingga dapat dikatakan danau tersebut merupakan surga bagi ubur-ubur.

Uniknya, populasi ubur-ubur yang diperkirakan mencapai ribuan tersebut aman bagi para wisatawan karena tidak menyengat layaknya ubur-ubur yang sering kita jumpai di laut. Hal tersebut disebabkan ubur-ubur yang berada di Danau Kakaban telah berevolusi dengan kondisi air yang membuat tidak ada predator yang memangsa hewan tersebut. Sehingga kelenjar nematosis atau kelenjar sengat ubur-ubur mengalami reduksi dan sudah tidak bisa lagi menyengat.

Foto Istimewa

Setidaknya terdapat empat jenis spesies ubur-ubur di Danau Kakaban. Pertama, yaitu ubur-ubur totol (mastigias papua) yang memiliki ciri berwarna bening dan coklat kekuningan menjadi populasi terbesar di danau Kakaban.

Kedua, ubur-ubur bulan (aurelia aurita) adalah spesies dengan ukuran tubuh terbesar, bentuknya cukup unik karena memiliki ciri tubuh transparan dengan motif daun semanggi di ujung tudungnya.

Ketiga, ubur-ubur kotak (tripedalia cystophora) yang memiliki ukuran tubuh paling kecil, namun ubur-ubur jenis ini memiliki sengat yang paling mematikan karena kelenjar nematosisnya masih berfungsi normal.

Keempat, ubur-ubur terbalik (cassiopea ornata). Sesuai dengan namanya, ubur-ubur jenis tersebut memiliki ciri tudungnya terbalik berada di bawah dan tentakelnya berada di atas.

Baca Juga: Ragam Wisata di Taman Nasional Kutai

Meskipun buka selama 24 jam dalam 7 hari, pengunjung disarankan untuk mengunjungi danau tersebut saat pagi atau sore hari saat pencahayaan memasuki momen terbaiknya. Untuk menikmati keindahan tersebut, pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang.

Ikuti juga info kuliner dan budaya Jelajahin.com lainnya di TikTok.