Jelajahin.com, Jakarta – Sebagaimana diketahui, jamu merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari rempah-rempah alami, telah menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi Indonesia selama berabad-abad. Namun, selama ini jamu sering dianggap sebagai minuman kesehatan semata. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, jamu mulai dijajakan sebagai salah satu produk kuliner yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Melihat hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa jamu berkontribusi positif bagi pariwisata serta ketahanan ekonomi kreatif, sehingga perlu untuk ditingkatkan pemanfaatannya.
“Jamu sebagai warisan budaya Indonesia perlu peningkatan exposure dari pemanfaatannya agar terus berkontribusi positif bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkapnya saat memberikan sambutan secara virtual dalam Peringatan Hari Jamu Nasional 2024 di Jakarta, dikutip Selasa (28/05).
Bahkan, Menparekraf juga menyampaikan dalam sidang ke-18 Intergovermental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Republik Botswana yang berlangsung pada 6 Desember 2023 lalu, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkan jamu sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.
Kemenparekraf bersama Dewan Jamu Indonesia (DJI) berkolaborasi agar penggunaan atau pemanfaatan jamu terus meluas di sektor pariwisata dan kalangan generasi muda. Dengan dijadikannya jamu sebagai warisan budaya asli Indonesia, Sandiaga berharap generasi muda terus bersama-sama melestarikan budaya sehat untuk masa depan.
“Mari kita jaga Indonesia tetap sehat dan bugar. Saya konsumsi jamu, anda juga harus konsumsi jamu,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf Itok Parikesit juga menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong pemanfaatan jamu sebagai salah satu wisata kebugaran (wellness tourism). Adapun tujuannya agar Indonesia menjadi destinasi wellness tourism sekaligus penghasil produk-produk kebugaran yang berdaya saing secara global.
“Negara tetangga kita memiliki wellness tourism juga, tetapi yakinlah Indonesia bisa menghasilkan produk-produk wellness di atas mereka,” kata Itok.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa komoditas wellness tourism di Indonesia yang tertinggi terdiri dari makanan sehat (healthy food), personal care and beauty (kecantikan), serta traditional natural medicines (obat tradisional).
Menurutnya, jamu merupakan salah satu produk yang banyak digunakan dalam wellness tourism, sehingga berpotensi untuk memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemenparekraf terus mengenalkan jamu sebagai bagian dari wellness tourism ketika melakukan promosi di luar negeri.
“Ini momentum kita untuk melestarikan serta mengembangkan pemanfaatan jamu sebagai warisan budaya bangsa yang tidak hanya memiliki manfaat ekonomi, tetapi juga untuk kesehatan,” pungkas Itok.
Balas
View Comments