Jelajahin.com, Jakarta – Tidak dapat dipungkiri, Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki banyak suku yang masing-masing memiliki adat istiadat, budaya dan bahasa berbeda-beda. Hal tersebut menjadi kelebihan sekaligus keunikan khusus bagi negara yang disebut juga dengan Nusantara.
Salah satu tradisi unik datang dari Suku Tengger di Provinsi Jawa Timur (Jatim) yaitu Hari Raya Karo. Lantas, apa itu Hari Raya Karo dan prosesi apa saja yang ada di sana? Berikut, Jelajahin.com akan membagikannya untuk Anda.
Yadnya Karo
Hari Raya Karo atau Yadnya Karo adalah hari raya yang diperingati oleh masyarakat Suku Tengger sebagai lambang asal mula manusia. Hari raya tersebut merupakan hari raya kedua setelah Kasada alias bulan kedua dari 12 bulan menurut kalender Suku Tengger.
Hari Raya Karo atau Yadnya Karo adalah hari raya yang diperingati oleh masyarakat Suku Tengger sebagai lambang asal mula manusia.
Mengingat pentingnya perayaan tersebut bagi warga Suku Tengger di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, sehingga berbagai rangkaian upacara dan ritual pun wajib dilakukan mulai Kamis (29 Agustus 2024) hingga Senin (9 September 2024) mendatang.
Hari Raya Karo yang diperingati setiap tanggal 15 bulan Karo dalam penanggalan kalender Saka tersebut merupakan salah satu cara masyarakat Tengger untuk menghormati para leluhur dan ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Prosesi
Pada Hari Raya Karo Suku Tengger biasanya diawali dengan prepekan atau pembukaan, mbesan duata dan tayub pada malam harinya. Tayub sendiri merupakan pagelaran tarian tradisional yang sakral sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur.
Prosesi selanjutnya adalah sesanti/santi yang dilakukan oleh Romo Dukun. Di mana, ia akan berjalan dari rumah Kepala Desa mengunjungi rumah-rumah warga desa dari ujung ke ujung. sesanti tersebut adalah wujud bakti syukur atau baktinya orang Tengger kepada Ibu Pertiwi.
Setelah itu, dilakukan pula prosesi andon mangan berupa kegiatan masyarakat Tengger yang saling berkunjung ke rumah masing-masing dan menjamu tamu dengan sajian khas Desa Ranupani. Saat prosesi ini, tidak boleh ada hiburan agar tidak mengganggu kekhidmatan masyarakat melakukan andon mangan.
Baca Juga: Tradisi Bersyukur Ala Suku Tengger
Puncak perayaan Karo adalah dengan dilaksanakannya acara nyadran/sadranan yaitu tabur bunga ke makam leluhur dari rumah Romo Dukun yang diawali dengan pemberangkatan Sadranan dari rumah Romodukun menuju makam yang diiringi Jaran Kencak dan Tabuan Ketepong.
Setelah itu, dilakukan unjung-unjungan dan pertunjukan Kuda Lumping yang dilaksanakan pada Kamis, 4 September 2024. Rangkaian Hari Raya Karo tak berhenti di situ saja. Sebagai hiburan pada Jumat 6 September 2024 akan ada Ludruk Sidodadi, Sabtu 7 September 2024 Reog Sidodadi, Minggu 8 September 2024 Bantengan Besaran, dan Senin 9 September 2024 Reog Besaran.
Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.
Balas
View Comments