276 Peserta Meriahkan Tradisi Baayun Maulud di Banjarbaru

Untuk menyambut momen kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) tepatnya di Kota Banjarbaru menyelenggarakan tradisi Baayun Maulud.

Foto: Dok.mediacenter.banjarbarukota.go.id

Jelajahin.com, Jakarta – Untuk menyambut momen kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) tepatnya di Kota Banjarbaru menyelenggarakan tradisi Baayun Maulud pada Kamis (03/10). Selain diikuti oleh 276 peserta, kegiatan Baayun Maulud tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor serta Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Banjarbaru Nurliani.

Baayun Maulud merupakan sebuah tradisi unik di Kalsel untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam sambutannya, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengungkapkan bahwa kita harus berbahagia menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ia menegaskan keyakinannya bahwa Nabi Muhammad adalah pemimpin dunia dan akhirat, sehingga peringatannya menjadi momen penting dan penuh makna dalam kehidupan umat Islam.

“Sebuah kebahagian, kehangatan, dan kegembiraan hari ini kita memperingati maulid Rasulullah SAW, sebagai pemimpin dunia akhirat,” ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (04/10).

Sementara itu, Pjs Wali kota Banjarbaru Nurliani juga menyampaikan bahwa Baayun Maulud merupakan sebuah tradisi unik di Kalsel untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ia juga menekankan akan pentingnya mengenalkan dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda agar tradisi ini tetap lestari.

“Agar bisa melestarikan budaya, kita harus terus mengenalkan dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda,” ujar Nurliani.

Setelah kegiatan Baayun Maulud, acara ditutup dengan tradisi tapung tawar berupa sebuah persembahan simbolis yang melambangkan ungkapan rasa syukur dan doa keselamatan.

Rasa syukur

Sebagai Informasi, Baayun Maulid merupakan kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair Maulid. Tradisi tersebut dilaksanakan oleh masyarakat Banjar sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan dilaksanakannya tradisi tersebut diharapkan anak-anak mereka kelak bisa mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW dan berbakti kepada kedua orang tua.

Untuk peralatan utama tradisi tersebut biasanya terdiri berupa ayunan yang dibuat dari kain sarung wanita atau (tapih bahalai) yang pada ujungnya diikat dengan tali/pengait. Kain ayunan biasanya terdiri dari tiga lapis.

Lapisan paling atas adalah kain sarigading atau sasirangan (kain tenun khas Banjar). Lalu, ayunan juga dihias dengan janur pohon nipah atau enau, dan pohon kelapa, buah pisang, kue cucur, kue cincin, ketupat, dan hiasan lainnya.

Baca Juga: 3 Tradisi Nusantara Sambut Maulid Nabi

Selain itu, tradisi tersebut juga memiliki syarat upacara yang disebut piduduk. Piduduk terdiri dari 3,5 liter beras, gula merah, dan garam untuk anak laki-laki, serta sedikit garam ditambah minyak goreng untuk anak perempuan.

Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.