Sepenggal Sejarah di Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Nuansa Tionghoa begitu kental terasa ketika menapaki halaman Masjid Muhammad Cheng Hoo di Kota Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur. Bangunan masjid yang menyerupai kelenteng dengan ornamen dan dominasi warna merah menyala khas Pecinan menjadikan tempat ibadah umat muslim  ini semakin unik dan menarik untuk dijelajahi.

Pintu masuk masjid berbentuk seperti pagoda dihiasi relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah yang ditulis dengan huruf Arab di bagian puncaknya. Menurut Takmir Masjid Cheng Hoo Surabaya, Ahmad Haryono Ong, perkembangan komunitas muslim Tionghoa di Kota Pahlawan yang tergabung dalam Persatuan Islam Tionghoa Indonesia turut melatarbelakangi pembangunan tempat ibadah ini. Peletakan baru pertama yang menandai proses pembangunan berlangsung pada 15 Oktober 2001 bertepatan dengan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Adapun proses pembangunan hingga rampung berlangsung selama tujuh bulan.

Rancangan arsitekturnya diilhami dari bentuk Masjid Niu Jie di Beijing yang dibangun pada 996 Masehi. Nama Muhammad Cheng Hoo diabadikan sebagai wujud penghormatan terhadap jasa dan pengabdian Laksamana Cheng Hoo yang telah menyiarkan agama Islam di Indonesia sekitar 600 tahun lalu. Sejarah mencatat, Cheng Hoo adalah seorang laksamana beragama Islam yang taat dan menjadi utusan Raja Dinasti Ming di Tiongkok sebagai Duta Perdamaian. Ia berhasil mengelilingi dunia sebanyak tujuh kali dan menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah yang dikunjunginya termasuk Kerajaan Majapahit.

Simbol kerukunan

Masjid ini  dibangun pada 10 Maret 2001 dan selesai pada 13 Oktober 2002. Pada 28 Mei 2003, masjid berukuran 21 x 11 meter yang bagian atasnya berbentuk segi delapan ini diresmikan penggunaannya oleh Menteri Agama RI yang ketika itu dijabat oleh Said Agil Husin Al Munawar.

Wisata religi di Kota Pahlawan menawarkan tempat beribadah umat muslim bernuansa Tionghoa dengan sentuhan arsitektur kuno di masjid yang beroperasi sejak 2003

Meski dibangun oleh komunitas Tionghoa, masjid ini terbuka bagi seluruh umat muslim.  Sebagaimana masjid lainnya,  berbagai kegiatan diselenggarakan di Masjid Muhammad Cheng Ho diantaranya: sholat lima waktu secara berjamaah, pengajian rutin, zikir dan doa bersama, pengajian akbar setiap dua bulan sekali, pembinaan muallaf setiap Sabtu dan Ahad,  serta  bakti sosial. Di bulan Ramadhan, panitia masjid menyelenggarakan buka puasa bersama dan juga sholat tarawih. Pada setiap sholat tarawih, pengurus masjid memanfaatkan seluruh halaman yang biasanya untuk arena basket atau kegiatan anak-anak TK untuk para jamaah yang ingin beribadah di bulan Ramadhan dengan menggelar karpet.

Masjid Cheng Hoo Surabaya tercatat dalam Musium Rekor Indonesia sebagai masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama Muslim Tionghoa dan menjadi simbol kerukunan antarumat beragama.