Jika selama ini Pantai Tanjung Tinggi yang menjadi lokasi syuting film fenomenal Laskar Pelangi sudah lebih dulu tersohor dan menjadi magnet di kalangan wisatawan domestik maupun manca negara, Pulau Belitung ternyata masih menyimpan berbagai potensi wisata lainnya yang tak kalah menarik. Bagi pecinta wisata bahari, Pulau Lengkuas di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung Barat, Provinsi Bangka Belitung layak masuk dalam daftar destinasi yang mesti dikunjungi. Hamparan pasir putih yang lembut, air laut yang tenang dan jernih dengan gradasi warna yang menyejukkan mata dari hijau tosca, biru muda hingga biru tua, serta keindahan bawah laut dengan beragam spesies ikan dan biota lainnya yang mengerubuti gugusan terumbu karang menjadi pemandangan menakjubkan yang membuat wisatawan tak pernah bosan untuk berlama-lama menikmatinya hingga enggan beranjak pulang.
Untuk mencapai destinasi wisata ini, pelancong bisa menyewa kendaraan roda empat dari Bandara HAS Hanandjoeddin menuju Tanjung Pandan, ibu kota Kabupaten Belitung Barat selama lebih kurang 30 menit. Dari pusat kota, rute selanjutnya adalah berkendara sekitar 20 menit menuju Pantai Tanjung Kelayang untuk menyewa perahu motor yang akan membawa ke Pulau Lengkuas. Sewa kapal yang memuat sepuluh orang dikenakan biaya sebesar Rp500 ribu. Dalam kondisi ombak yang tenang dan bersahabat, perjalanan berperahu bisa dicapai sekitar 50 menit dengan melewati berbagai panorama alam nan cantik sehingga waktu tempuh menjadi tidak terasa lama.
Sebelum tiba di Pulau Lengkuas, wisatawan bisa menyaksikan beberapa pemandangan menarik seperti Batu Garuda, Pulau Pasir, dan Pulau Batu Berlayar. Masyarakat setempat menamai Batu Garuda karena terdapat tumpukan batu di sebuah pulau yang menyerupai kepala burung garuda. Tak jauh dari sini, terdapat Pulau Pasir yang luasnya tak lebih dari lapangan futsal dengan gundukan pasir putih dan batu-batu karang yang dikelilingi lautan. Jika ombak sedang tinggi, pulau ini akan tenggelam dan tidak terlihat. Ketika ombak surut, pulau kecil ini akan menyembul kembali ke permukaan. Selanjutnya wisatawan akan melintasi Pulau Batu Berlayar, yang dipenuhi oleh hamparan batu-batu granit dari ukuran kecil, sedang, hingga besar dengan formasi yang menyerupai sebuah perahu layar.
Peninggalan Belanda
Mercusuar ini dibangun oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama ZM Willem III. Bangunan kuno setinggi 70 meter yang memiliki 18 lantai ini sekarang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Repubik Indonesia.
Untuk dapat masuk ke dalam, pengunjung dikenakan tarif Rp 5.000 yang diletakkan ke dalam sebuah kotak. Dari pintu masuk, tangga pilin dari besi berbentuk melingkar menjadi satu-satunya akses yang menghubungkan ruangan paling bawah hingga paling atas. Dinding baja mengelilingi ruangan dari lantai 1 hingga 17 yang dilengkapi satu atau dua jendela kaca di setiap lantainya. Di lantai 18, dinding kaca mengelilingi ruangan ini sehingga pengunjung bisa menyaksikan pemandangan dari berbagai sudut.
Pemandangan menakjubkan di pulau kecil yang berlokasi di Provinsi Bangka Belitung ini membuat wisatawan tak pernah bosan untuk berlama-lama menikmatinya hingga enggan beranjak pulang
Menaiki anak-anak tangga hingga bagian teratas bangunan menjadi tantangan tersendiri yang cukup menguras tenaga. Namun, petualangan melelahkan ini akan terbayar lunas oleh pemandangan yang menakjubkan. Laut lepas di sekitar Pulau Lengkuas tampak begitu memukau disaksikan dari ketinggian. Perahu-perahu yang tengah berlayar di lautan maupun merapat di pesisir pantai juga menjadi panorama menarik ketika berada di atas mercusuar.
Hingga saat ini mercusuar di Pulau Lengkuas masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melintasi Pulau Belitung. Demi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, pengunjung disarankan agar membawa persedian air minum dan selalu membawa pulang kembal sampah yang dihasilkan selama beraktivitas di lokasi wisata ini untuk dibuang di tempat sampah setibanya di daratan Pulau Belitung.
Balas
View Comments