Jelajah Wisata

Paduan Legenda dan Keindahan Batu Benawa Pagat

Pulau Borneo atau Kalimantan menyimpan sejuta keindahan baik dari sisi budaya maupun keindahan alamnya. Kali ini, Vistalovers akan kami bawa mengunjungi salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Hulu

Paduan Legenda dan Keindahan Batu Benawa Pagat
Heru Yulianto
  • Diunggah: 5 Maret 2024

Pulau Borneo atau Kalimantan menyimpan sejuta keindahan baik dari sisi budaya maupun keindahan alamnya. Kali ini, Vistalovers akan kami bawa mengunjungi salah satu destinasi wisata yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) yaitu Batu Benawa Pagat.

Wisata Batu Benawa Pagat sendiri tepatnya berada di kaki Bukit Batu, Desa Pagat, Kecamatan Batu Benawa. Wisata ini terbilang lengkap karena menyediakan berbagai petualangan, mulai dari wisata sungai, gua batu, hingga panorama ciamik dari atas bukit. Bahkan, terdapat pula mata air jernih nan segar yang berada dalam gua yang berada di kaki bukit Batu Bini. Adapun harga tiket masuk ke tempat wisata tersebut hanya Rp 5000, baik anak-anak maupun dewasa.

Bagi Anda yang ingin menikmati keseruan aliran sungai dan gua dengan keindahan stalaktit serta stalagmit, dari pintu masuk hanya perlu berjalan beberapa kilometer untuk menuju kesana melewati jembatan yang terbuat dari bambu. Pastikan membawa pakaian dan sepatu/sandal proper mengingat batuan disana lumayan licin.

Namun, jika ingin menikmati indahnya panorama Bukit Batu, disarankan untuk mempersiapkan fisik yang prima karena menempuh perjalanan yang cukup menanjak melewati anak tangga yang terbilang terjal dan curam. Akan tetapi, jerih payah akan terbayarkan jika Vistalover sudah mencapai puncak bukit Batu Bini. Tak jarang, Anda akan berpapasan langsung dengan hewan-hewan eksotis khas Kalimantan seperti monyet, burung, dan lainnya. Tak jarang, penduduk setempat juga menawarkan jasa untuk memandu menelusuri bukit Batu Bini jika diperlukan.

Pastikan Anda kesana pada pagi-sore hari dengan cuaca cerah dan tidak sedang musim hujan untuk melihat kejernihan sungai. Setelah lelah menjelajahi wisata, pengunjung juga dapat menikmati hidangan khas Kalimantan seperti apam ataupun makanan ringan lainnya maupun menikmati segelas kopi khas sambil menikmati alam.

Malin Kundang Ala HST

Selain menyuguhkan keindahan, Wisata Batu Benawa Pagat juga menyimpan legenda yang dipercaya oleh mensyarakat sekitar sebagai pelajaran hidup. Dikutip dari berbagai sumber, pada zaman dahulu kala, di Desa Pagat, hiduplah seorang janda tua bernama Diang Ingsung dengan seorang anaknya yang bernama Raden Penganten.

Berasal dari keluarga sederhana, Raden Penganten pun pergi merantau untuk mencari pengalaman dan kehidupan baru di negeri orang. Walaupun ditentang oleh sang ibu, akhirnya ia berpesan agar anaknya membelikan sekadar oleh-oleh apabila anaknya kembali dari perantauan.

Setelah Raden Penganten merantau dan meraih kesuksesan di negeri orang, ia pun menikah dengan seorang putri nan cantik dari negeri tersebut. Pada suatu ketika timbul niat Raden Penganten untuk kembali ke negerinya dan menjumpai ibunya yang telah lama ia tinggalkan. Dibelinya sebuah kapal, lalu dipenuhi dengan barang-barang. Pada saat yang telah ditentukan, berangkatlah ia bersama istrinya menuju kampung halaman di mana ibunya tinggal. Berita kedatangannya itu terdengar pula oleh ibunya.

Mendengar berita kedatangan anaknya, sang ibu pun bergegas ke pelabuhan untuk menjemput anaknya yang tercinta. Ironisnya, sampai pelabuhan Diang Ingsung tidak diakui oleh Raden Penganten karena malu melihat ibunya yang tua renta dan berpenampilan sederhana.

Bahkan, Raden Penganten membelokkan kapalnya mengarah ke tujuan lain meninggalkan Pelabuhan. Melihat hal tersebut, Diang Ingsung merasa kecewa dan memohon kepada yang Maha Kuasa agar anaknya mendapat balasan yang setimpal dengan kedurhakaan terhadap dirinya.

Seketika itu juga, datanglah badai dan topan menghempaskan kapal Raden Penganten hingga pecah menjadi dua. Tentu saja seluruh isi kapal itu termasuk anaknya yang durhaka tenggelam dan binasa. Adapun bekas pecahan kapal itu kemudian berubah menjadi gunung batu yang kemudian dinamakan Gunung Batu Benawa.

Menikmati Petualangan

Bagi pengunjung luar kota yang ingin mengunjungi wisata Batu Benawa Pagat, dari Bandara Internasional Syamsudin Noor, Anda bisa menaiki travel untuk sampai ke Barabai sebesar Rp 200 ribu atau naik kendaraan lainnya dari luar lingkungan bandara sebesar Rp 80-100 ribu. Perjalanan dari bandara ke Barabai akan menempuh jarak sekitar 140 km dan menempuh waktu sekitar 3,5-4 jam. Perjalanan menuju Barabai akan menjadi petualangan menarik karena akan diberikan pemandangan hamparan sawah dan bukit indah serta kearifan masyarakat lokal dalam menjalankan keseharian mereka.

Setiba di Barabai, Anda bisa naik angkutan pedesaan di terminal Barabai untuk bisa sampai ke tempat wisata Batu Benawa Pagat. Namun perlu diingat, angkutan pedesaan hanya ada di hari Kamis dan Jumat saja. Selain hari itu, Anda bisa menyewa mobil (Rp 200-300 ribu) ataupun sepeda motor (Rp 50-75 ribu) di sekitar terminal. Perjalanan dari Barabai ke destinasi sejauh 7 km dan membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.

Tidak hanya itu saja, jika Anda masih ingin melanjutkan petualangan dan menemukan keindahan lainnya. Di sekitaran wisata Batu Benawa Pagat juga terdapat destinasi wisata lainnya, seperti Gua Limbuhang Haliau, serta Riam Bajandik.

Jadi, tak ada salahnya melakukan vakansi atau liburan dengan cara berpetualang sembari menikmati keindahan alam Indonesia. Berangkat…

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *