Menyambangi Museum Kupu-Kupu Bantimurung

Koleksi yang terdapat di Museum Kupu-Kupu Bantimurung berupa ratusan spesies kupu-kupu yang sudah diawetkan dan sebagian besar ditemukan di wilayah Sulsel.

Foto: Istimewa

Jelajahin.com, Jakarta – Taman Wisata Alam (TWA) Bantimurung adalah salah satu dari lima unit kawasan konservasi di wilayah Taman Nasional Bantimurung-Bulusarung. Tidak hanya digunakan sebagai kawasan konservasi, TWA Bantimurung juga menjadi tempat wisata primadona di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga saat ini. Salah satu destinasi wisata yang berada di kawasan tersebut adalah Museum Kupu-Kupu Bantimurung.

Berlokasi di Kabupaten Maros, Kecamatan Bantimurung, atau sekitar 30 km dari pusat Kota Makassar, Museum Kupu-Kupu Bantimurung menyimpan berbagai informasi tentang seluk-beluk kupu-kupu yang cantik dan indah. Mulai dari jenis, ukuran, hingga warna kupu-kupu yang beragam.

Museum tersebut berada dibawah kepemilikan dan pengelolaan bersama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Maros dengan Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.

Koleksi museum

Museum Kupu-Kupu Bantimurung merupakan museum khusus yang dibangun dengan tujuan sebagai wadah untuk peningkatan pengetahuan dan kualitas pendidikan dengan penyebaran pengetahuan, aktivitas pembelajaran, dan rekreasi terkait kupu-kupu. Bahkan, museum tersebut juga terdapat tempat penangkaran kupu-kupu sebagai media observasi dan pelatihan.

Museum tersebut mulai didirikan dan diresmikan pada 1993 oleh Bupati Maros Alwy Rum di dalam kawasan TWA Bantimurung. Alasan pendirian museum di tempat tersebut dikarenakan bahwa seorang naturalis yang terkenal asal Inggris Alfred Russel Wallace pernah tinggal di kawasan TWA Bantimurung pada 1856-1857 untuk menikmati pemandangan Bantimurung dan meneliti berbagai jenis kupu-kupu yan ada di sana.

Saat tiba di sana, pengunjung akan disambut sebuah gapura besar berbentuk kupu-kupu dan patung seekor kera raksasa di bagian belakang karena di wilayah tersebut merupakan habitat asli kawanan kupu-kupu dan kera.

Koleksi yang terdapat di Museum Kupu-Kupu Bantimurung berupa ratusan spesies kupu-kupu yang sudah diawetkan dan sebagian besar ditemukan di wilayah Sulsel. Namun, Anda tidak usah khawatir karena di bagian bawah kupu-kupu yang diawetkan terdapat penjelasan dan informasi lengkap seperti jenis kupu-kupu, sejarah, dan habitat aslinya.

Koleksi yang terdapat di Museum Kupu-Kupu Bantimurung berupa ratusan spesies kupu-kupu yang sudah diawetkan dan sebagian besar ditemukan di wilayah Sulsel.

Salah satu kupu-kupu yang selalu menjadi primadona pengunjung adalah kupu-kupu jenis ulyses. Selain memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingakan dengan kupu-kupu pada umumnya, kupu-kupu ulyses juga mempunyai warna yang indah. Yaitu perpaduan antara warna biru terang dengan hitam.

Setelah puas berkunjung ke Museum Kupu-Kupu Bantimurung, pengunjung dapat melanjutkan wisata edukasi kupu-kupu ke tempat penangkaran kupu-kupu yang berada di kawasan taman nasional Bantimurung. Di sana, Anda dapat menyaksikan langsung proses metamorfosis seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang indah. Tidak hanya itu saja, pengunjung pun dapat merasakan sensasi berada di tengah-tengah kawanan kupu-kupu beterbangan dari dekat.

Baca Juga: Museum Multatuli, Goresan Perjuangan Sang Pencipta “Max Havelaar”

Untuk jam operasional, Museum Kupu-Kupu Bantimurung buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA. Untuk menikmati berbagai jenis kupu-kupu yang cantik dan indah, pengunjung akan dikenakan biaya yang cukup terjangkau yaitu sebesar Rp 5.000 per orang.

Ikuti juga info kuliner dan wisata Jelajahin.com lainnya di TikTok.