Menggali Filosofi Masjid Cheng Hoo Surabaya

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata, Masjid Cheng Hoo Surabaya juga menjadi destinasi wisata religi yang kaya akan makna.

Foto: Istimewa

Jelajahin.com, Jakarta – Mendengar nama Laksamana Cheng Hoo atau Zheng He mungkin sudah tidak asing lagi bagi beberapa kalangan. Cheng Ho sendiri penjelajah dan diplomat Tiongkok yang terkenal pada masa Dinasti Ming. Dia memimpin beberapa ekspedisi ke Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Timur, mempromosikan perdagangan dan diplomasi untuk Tiongkok.

Sedang di Indonesia, Cheng Hoo dikenal sebagai salah satu tokoh muslim yang ikut menyebarkan agama Islam di Nusantara. Tidak hanya menyebarkan agama Islam, Laksamana Cheng Hoo turut memberikan dampak besar bagi budaya dan agama Islam di Indonesia. Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya sekaligus mempererat persaudaraan di antara sesama muslim, dibangunlah Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Akulturasi budaya

Berlokasi di Jalan Gading Nomor 2 Ketabang, Kecamatan Genteng, Surabaya, Masjid Cheng Hoo Surabaya didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus Persatuan Islam Tioghoa Indonesia (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia Jawa Timur serta para tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya sejak 13 Oktober 2002.

Meski secara keseluruhan Masjid Cheng Hoo mengadopsi arsitektur Tiongkok, tetapi ada beberapa elemen yang diadopsi dari kebudayaan lokal, sehingga terlihat akulturasi budaya yang sangat harmonis.

Konsep Masjid Cheng Hoo didasarkan pada bentuk Masjid Niu Jie yang merupakan masjid bersejarah yang telah ada di Beijing sejak tahun 996 M. Meski secara keseluruhan Masjid Cheng Hoo mengadopsi arsitektur Tiongkok, tetapi ada beberapa elemen yang diadopsi dari kebudayaan lokal, sehingga terlihat akulturasi budaya yang sangat harmonis.

Sentuhan Tiongkok sangat terasa saat Anda menginjakkan kaki di masjid tersebut. Selain memiliki bentuk seperti kelenteng, warna masjid didominasi oleh merah, hijau, biru, dan kuning. Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kuning untuk kemasyhuran, hijau merupakan simbol kemakmuran, dan biru bermakna harapan.

Lalu, ornamen Tiongkok juga terlihat pada relief naga dan patung singa yang terbuat dari lilin di bagian depan, dan atap bangunan yang menyerupai pagoda tiga tingkat dengan lafaz Allah di puncaknya. Terdapat pula beberapa elemen yang diadopsi dari kebudayaan lokal, seperti mimbar tertutup dan kentongan yang menghiasi masjid tersebut.

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat Muslim, Masjid Cheng Hoo Surabaya juga dijadikan tempat pendidikan, pengenalan sejarah Laksamana Cheng Hoo, serta menjadi destinasi wisata religi bagi masyarakat.

Filosofi

Dibangun di atas tanah seluas 3.070 m2, Masjid Cheng Hoo Surabaya juga menyimpan makna dan nilai filosofi tersendiri. Pada bagian bangunan utama masjid memiliki ukuran 11 x 9 meter yang mengikuti panjang dan lebar Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS yang berukuran 11 meter. Sedangkan ukuran 9 meter diambil dari jumlah wali (Wali Songo) yang melaksanakan syiar Islam di Pulau Jawa.

Masjid tersebut juga dibangun tanpa menggunakan pintu yang memiliki makna sebagai keterbukaan bagi siapa saya yang ingin beribadah tanpa memandang etnis tertentu. Selain itu, ornamen atap masjid dibentuk persegi delapan yang menyerupai sarang laba-laba. Bagi masyarakat Tionghoa, angka 8 merupakan angka keberuntungan, dan bagi umat muslim sarang laba-laba adalah sesuatu yang menyelamatkan Nabi Muhammad di Bukit Tsur ketika diburu kaum Quraish.   

Di sisi utara masjid terdapat miniatur berbentuk kapal yang merupakan miniatur kapal Laksamana Cheng Hoo. Miniatur tersebut diletakkan di sebuah kolam kecil dengan dinding berlukiskan wajah Muhammad Cheng Hoo.

Baca Juga: Mengagumi Keanggunan Masjid 99 Kubah

Selanjutnya, di bagian serambi masjid terdapat lima buah anak tangga yang merepresentasikan dari Rukun Islam. terdapat juga enam buah anak tangga di baguan dalam masjid yang menggambarkan dari Rukun Iman. Untuk daya tamping di dalam Masjid Cheng Hoo Surabaya sebanyak sebanyak 200 orang. Namun, karena jumlah jamaah yang selalu membeludak, takmir masjid sering membentangkan karpet di halaman masjid untuk menampung sekitar 1.500–2.000 jamaah

Tidak hanya di Surabaya saja, saat ini di seluruh Indonesia juga telah berdiri kurang lebih sekitar 15 Masjid Cheng Hoo yang merupakan simbol eksistensi warga Tionghoa muslim di Nusantara.

Ikuti juga info kuliner dan budaya Jelajahin.com lainnya di TikTok.

Exit mobile version